Senin, 19 Maret 2012

Siklus Hidup Ulat Kubis Crocidolomia Pavonana zell

BAB I. PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang
Kubis merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Produktifitas kubis di tingkat petani masih belum optimal yaitu 21 ton/Ha, padahal berpotensi mencapai 30 ton/Ha. Salah satu penyebab rendahnya produksi adalah serangan hama dan penyakit. Hama utama yang menyerang tanaman kubis adalah Crocidolomia pavonana Zell. dan dapat merusak tanaman sesudah terbentuk krop.
Hama ini tergolong binatang malam sehingga tidak menyukai datangnya cahaya dan bertelur di balik daun dalam kelompok yang terdiri 30 – 80 butir. Luas tiap kelompok kira – kira 3mm x 5mm. Ngengat betina dapat hidup sampai 24 hari dan dapat menghasilkan telur dengan sampai 18 kelompok sehingga total telur ngengat ini 1460 butir selama hidupnya. Biasanya setelah menetas, ulat segera memakan daun terutama daun bagian dalam yang tertutup oleh daun luar. Hal ini karena ulat ini takut akan cahaya matahari. Pada tanaman kubis, bila terdapat hama ini masih mungkin untuk hidup asalkan ulatnya dibinasakan sebelum mencapai titik tumbuh.

1.2              Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu :
1.      Menggambarkan siklus hidup serangga secara umum, khususnya serangga ordo Lepidoptera.
2.      Mengetahui tahap – tahap perkembangan serangga dan lama waktu yang diperlukan setiap tahap perkembangannya.
3.      Mengetahui perubahan – perubahan morfologi dalam metamorphosis serangga.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA


Tanaman kubis merupakan tanaman sayuran bernilai gizi dan dapat dibudidayakan di daerah dataran tinggi dan dataran rendah. Keberhasilan pemeliharaan tanaman kubis diantaranya dapat dilakukan dengan cara menanggulangi hama dan penyakit yang dapat merusak tanaman. Crocidolomia pavonana Zell. merupakan hama utama pada tanaman kubis yang juga menyerang tanaman Brassicaceae lainnya. Menurut Uhan (1993) serangan C. binotalis dapat menyebabkan kehilangan hasil kubis sebesar 65,0% bahkan pada musim kemarau kehilangan hasil bisa mencapai 100% (Sudarwohadi 1975).
 Tindakan pengendalian terhadap C. pavonana yang umum dilakukan petani adalah menggunakan insektisida sintetis. Cara tersebut merupakan cara yang mudah dan praktis dalam menekan populasi hama. Namun penggunaan insektisida yang kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya resistensi hama (Sastrosiswojo et al. 1989), pencemaran lingkungan, dan gangguan kesehatan bagi pengguna pestisida.
Pemakaian insektisida secara terus menerus dengan dosis penyemprotan tinggi dapat menimbulkan efek samping yang merugikan (Supriatna 1993). Hal ini disebabkan bahan aktif insektisida sintetis mempunyai struktur kimia lebih stabil dan sukar terurai oleh mikroorganisme, enzim, ataupun panas (Rejesus 1986). Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dicari cara pengendalian yang relatif aman,
Di Indonesia penggunaan Baculovirus sebagai agens hayati untuk mengendalikan C. pavonana belum banyak diteliti. Uhan (2000) menemukan Baculovirus yang dapat membunuh larva C. pavonana dari lapangan (pertanaman kubis di Lembang). Hasil pengujian pendahuluan, yaitu dengan cara Postulat Koch menunjukkan bahwa larva C. pavonana terserang virus.



BAB III. METODOLOGI

3.1    Waktu dan Tempat
Hari, tanggal        : Jum’at, 25 November 2011
Jam                       : 09.00 – 11.00
Tempat                 : Lab. Perlintan

3.2    Alat dan Bahan
Ø  Alat yang digunakan
1.      Toples plastik
Ø  Bahan yang digunakan
1.      Ulat kubis
2.      Daun kubis segar
3.      Karet
4.      Madu
5.      Kain

3.3    Prosedur Pelaksanaan
1.      Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan
2.      Masukkan daun kubis secukupnya kedalam toples plastic sebagai pakan larva
3.      Lakukan seleksi terhadap larva yang ada dan masukkan kedalam toples
4.      Tutuplah toples tersebut dengan kain kasa dan tanggal mulai pemeliharaan
5.      Tempatkan toples pada tempat yang tidak terkena sinar matahari secara langsung





BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1       Hasil Pengamatan
Ø  Ulat crocidolomia pavonana zell (instar 2, instar 4, dan instar 5) tgl. Pengamatan 25 –11 – 2011
No
Stadia
Tanggal
Jumlah hari
Keterangan
1
Instar 2
25 – 11 – 2011
3 hari
Pada instar 2 berwarna kuning dan bentuk tubuhnya kecil tetapi suka beraktifitas
2
Instar 3
28 – 11 – 2011
3 hari
Pada instar 3 berwarna kuning kehijauan bentuk tubuh sedang
3
Instar 4
1 – 12 – 2011
4 hari
Pada instar 4 berwarna hijau muda, bentuk tubuh sedang, dan terdapat garis coklat.
4
Instar 5
5 – 12 – 2011
-
Pada instar 5 ini crocidolomia pavonana zell mati
5
Instar 4
25 – 11 - 2011
3 hari
Pada instar 4 berwarna hijau muda, bentuk tubuh sedang, dan terdapat garis coklat.

6
Instar 5
28 – 11 – 2011
4 hari
Bentuk tubuh gemuk berwarna hijau tua dan terdapat garis coklat serta suka bersembunyi tidak suka beraktifitas

7
Pupa
2 – 12 – 2011
5 hari
Terdapat benang – benang halus berwarna putih yang menyelimuti ulat

8
Imago
7 – 12 – 2011
-
Karena pada imago ini tidak menghasilkan telur karena imago yang satunya terbang
9
Instar 5
25 – 11 – 2011
4 hari
Bentuk tubuh gemuk berwarna hijau tua dan terdapat garis coklat serta suka bersembunyi tidak suka beraktifitas

10
Pupa
29 – 11 – 2011
5 hari
Terdapat benang – benang halus berwarna putih yang menyelimuti ulat

11
Imago
4 – 12 – 2011
-
Tidak ada keterangan jumlah hari karena terbang

Ø  Ulat crocidolomia pavonana zell (Bertelur) tgl. Pengamatan 27 –11 - 2011
No
Stadia
Tanggal
Jumlah Hari
Keterangan
1.
Larva
1  – 12 – 2011
3 hari
Bentuk tubuh kecil dan berwarna kuning keputihan serta rentan mati
2.
Instar 1
4 – 12 – 2011
3 hari
Bentuk tubuh kecil dan berwarna kuning serta rentan mati dan suka beraktifitas
3.
Instar 2
7 – 12 – 2011
3 hari
Bentuk tubuh kecil, bewarna kuning, suka makan serta suka beraktifitas
4.
Instar 3
10  – 12 – 2011
3 hari
Bentuk tubuh sedang, berwarna kuning kehijauan, suka makan dan beraktifitas

5.
Instar 4
13 – 12 – 2011
3 hari
Bentuk tubuh sedang berwarna hijau muda terdapat garis coklat serta tidak begitu beraktifitas
6.
Instar 5
16 – 12 – 2011
4 hari
Bentuk tubuh gemuk berwarna hijau tua dan terdapat garis coklat serta suka bersembunyi tidak suka beraktifitas
7.
Pupa
20 – 12 – 2011
5 hari
Terdapat benang – benang halus berwarna putih yang menyelimuti ulat

8.
Imago
25 – 12 – 2011
5 hari
Pada imago ini ada yang mati, ada yang hidup dan menghasilkan telur
9.
Bertelur
27 – 11 – 2011
2 hari
Warna telur pertama berwarna kuning dan berlendir.
10.
Menetas
29 – 11 - 2011
2 hari
Warna telur saat akan menetas berwarna hijau dan berlendir.










Ø  Gambar Siklus Hidup Ulat Crocidolomia pavonana Zell.
 










4.2       Pembahasan
Kubis merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Produktifitas kubis di tingkat petani masih belum optimal yaitu 21 ton/Ha, padahal berpotensi mencapai 30 ton/Ha. Salah satu penyebab rendahnya produksi adalah serangan hama dan penyakit. Hama utama yang menyerang tanaman kubis adalah Crocidolomia pavonana Zell. dan dapat merusak tanaman sesudah terbentuk krop.



Klasifikasi      : Crocidolomia pavonana
Divisi               : ARTHROPODA
Kelas               : HEXAPODA
Ordo                      : Lepidoptera
Family                   : Pyralidae
Genus                    : Crocidolomia
Speies                    : Crocidolomia pavonana

Perkembangan yang di lihat dari hasil pengamatan diketahui bahwa perkembangan ulat crocidolomia pavonana zell dapat berkembang dengan cepat dan apabila kita amati terus menerus dan di rawat dengan baik, mungkin ulat ini tidak mudah mati apabila kondisi di dalam toples tidak lembab dan kubis tidak dalam keadaan basah. Amati perubahan demi perubahan yang terjadi pada ulat crocidolomia pavonana zell. Siklus hidup ulat kubis crocidolomia pavonana zell mencapai 33 – 42 hari. Ulat crocidolomia pavonana zell itu dapat merusak tanaman kubis hingga 89% setelah terbentuk krop kubis.
Kondisi fisik tanah yang sesuai adalah bertekstur liat berpasir berstruktur gembur, subur, dan banyak mengandung bahan organik. Hama ini tergolong binatang malam sehingga tidak menyukai datangnya cahaya dan bertelur di balik daun dalam kelompok yang terdiri 30 – 80 butir. Luas tiap kelompok kira – kira 3mm x 5mm. Ngengat betina dapat hidup sampai 24 hari dan dapat menghasilkan telur dengan sampai 18 kelompok sehingga total telur ngengat ini 1460 butir selama hidupnya. Biasanya setelah menetas, ulat segera memakan daun terutama daun bagian dalam yang tertutup oleh daun luar. Hal ini karena ulat ini takut akan cahaya matahari. Pada tanaman kubis, bila terdapat hama ini masih mungkin untuk hidup asalkan ulatnya dibinasakan sebelum mencapai titik tumbuh.


                                   
BAB V. PENUTUP


5.1    Kesimpulan
Dari pembahasan dan hasil pengamatan diketahui bahwa siklus perkembangan ulat kubis crocidolomia pavonana zell sangat cepat perkembangannya. Crocidolomia pavonana zell ini dapat kita temukan pada malam hari. Karena crocidolomia pavonana zell tidak suka dengan cahaya. Luas tiap kelompok kira – kira 3mm x 5mm. Ngengat betina dapat hidup sampai 24 hari dan dapat menghasilkan telur dengan sampai 18 kelompok sehingga total telur ngengat ini 1460 butir selama hidupnya. Ulat crocidolomia pavonana zell ini dapat merusak tanaman kubis hingga 89% setelah terbentuk krop.

5.2    Saran
Ø  Kepada Petani
Sebaiknya para petani apabila ingin membasmi ulat kubis ini. Para petani harus memahami siklus hidup ulat crocidolomia pavonana zell. Sehingga para petani dapat membasmi ulat crocidolomia pavonana zell. Untuk membasmi crocidolomia pavonana zell pada malam hari dan sebelum ulat ini menetas.










DAFTAR PUSTAKA

Kadir, H.B.A. 1990. Potential of Several of Baculoviruses for Control of Diamonback
Mothand Crocidolomia pavonana on Cabbages. Basic Research Division,
MARDI, Serdang, Kuala Lumpur, Malaysia.

1 komentar: