Senin, 19 Maret 2012

Pengambilan Contoh Benih Dan Uji Kemurnian Fisik Benih

BAB 1. PENDAHULUAN
1.1  Dasar Teori
Kepastian mutu suatu Kelompok Benih yang diedarkan dan digunakan untuk penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik pengguna, pengedar maupun pengada. Aspek legal dari mutu benih ini memerlukan perangkat berupa metode pengujian yang standar. Metode ini diharapkan mampu memberikan hasil yang seragam apabila pengujian terhadap suatu kelompok benih dilakukan oleh institusi yang berbeda.
Standar metode pengujian mutu benih yang ada selama ini mengacu pada ketentuan ISTA. Sebagai langkah pertama dalam pengujian benih adalah menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan ISTA.
Tujuan penarikan contoh ialah untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benih dalam jumlah yang cukup untuk keperluan pegngujian mutu benih. Prinsip pengambilan contoh benih adalah mengambil contoh benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama.
Pada benih pertanian dan holtikultura, untuk benih yang berukuran seperti Triticum sp atau lebih besar, berat maksimum untuk setiap kelompok benih adalah 20.000 kg. untuk benih yang lebih kecil dari Triticum sp berat maksimumnya adalah 10.000 kg.
Pada benih keras (true seed), untuk benih yang berukuran seperti benih Fagus sp atau lebih besar, berat maksimal adalah 5.000 kg. yntuk benih yang lebih kecil dari benih Fagus spp berat maksimum 1.000 kg.
Bagi kelompok benih dengan kuantitas melebihi ketentuan di atsa, maka kelompok benih tersebut harus dipecah menjadi beberapa bagian dengan kuantitas benih yang tidak melebihi ketentuan yang telah ditetapokan.
Contoh benih adalah sejumlah tertentu benih yang mewakili dari suatu kelompok benih yang cara pengambilannya memenuhi ketentuan yang ditetapkan.
Contoh primer adalah contoh benih yang didapat dari satu kali pengambilan baik dari bulk, silo, wadah benih ataupun aliran benih
Contoh komposit adalah gabungan dari contoh primer
Contoh kiriman ialah contoh benih yang didapat denan jalan pengurangan yang merata dari contoh komposit untuk kiriman ke laboratorium benih guna keperluan pengujian mutu.
Contoh kerja adalah contoh benih yang didapat dengan jalan penurangan yang merata dan bertahap dari contoh kiriman dengan berat yang ditetapkan utnuk keperluan salah satu pengujian mutu di laboratorium.
Produksi benih komersial perlu didukung oleh program produksi benih sumber secara terus mnerus agar dapat menjamin kontinuitas ketersediaan benih bagi petani pengguna. Di Indonesia untuk benih non hibrida dikenal empat kelas benih yaitu benih penjenis (breeder seed/BS), benih dasar (Foundation Seed/FS), benih pokok (stock seed/SS), dan benih sebar (extension seed/ET).
Selama memproduksi benih diupayakan agar diperoleh hasil benih bermutu tinggi. Factor penting yang berperan dalam keberhasilan produksi benih adalah mutu benih sumber (benih inti) dengan tingkat kemurnian yang tinggi.
Kemurnian benih sangat menentukan usaha bidang pertanian (agribisnis), khususnya industry benih karena dengan penggunaan benih yang murni akan dihasilkan produk yang terjamin, baik kualitas maupun kuantitasnya. Kemurnian benih terdiri dari kemurnian fisik, fisiologis dan genetis.
Uji kemurnian benih merupakan persentase berdasarkan berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. Dalam kegiatan ini untuk menentukan komposisi berdsarkan berat dari contoh benih yang akan diuji atau dengankata lain komposisi dari kelompok benih. Kegiatan ini meliputi identidikasi dari berbagai spesies benih dan partikel-partikel lain yang terdapat dalam contoh brnih.
Contoh benih yang akan diuji dengan tujuan mengetahui kemurnian secara fisik dapat dibedakan dalam komposisi : 1) benih murni, 2) varietas lain, 3) kotoran benih
1.    Benih murni
Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupaka jenis/spesies yang sedang diuji. Termasuk dalam kategori:
a.    Benih masak dan utuh
b.    Benih yang berukuran kecil, mengkerut dan tidak masak
c.    Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
d.   Pecahan/potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam spesies yang dimaksud
e.    Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.

2.    Benih Tanaman Lain
     Yang termasuk benih tanaman lain adalah benih jenis lain yang ikut tercampur dalam contoh & tidak dimaksudkan untuk diuji. Dalam hal ini beenih tanaman/varietas lain adalah benih dari semua dan/atau varietas tanaman pertanian yang tidak termasuk atau jenis varietas yang namanya tercantum pada label kemasan.

3.    Kotoran Benih
     Kotoran benih adalah benih dan bagian dari benih serta bahan/material lain yang ukan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Dalam hal ini termasuk benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan benih sejati, biji hampa tanpa lembaga, pecahan benih ≤ ½ ukuran normal, cangkang benih, kulit benih, sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai dan lain-lain.

1.2  Tujuan
Mahasiswa diharapkan mampu:
1.        Melakukan pengambilan contoh benih tanaman
2.        Menentukan contoh benih yang sesuai dengan pengujian
3.        Melakukan pengujian kemurnian fisik benih tanaman pangan
4.        Melakukan pengujian kemurnian fisik benih tanaman Hortikultura
BAB 2. METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat
2.1.1 Pengambilan Contoh Benih
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 Maret 2012. Praktikum ini bertempat di Laboratorium TPB Politeknik Negeri Jember.

2.1.2   Uji Kemurnian Fisik Benih
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Senin tanggal 5 dan 12 Maret 2012. Praktikum ini bertempat di Laboratorium TPB Politeknik Negeri Jember.

2.2         Alat dan Bahan
2.2.1     Alat
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain homogenizer, sendok besar, kantong plastic flip, meja kemurnian, pinset/batang aluminium/spatula, timbangan analitik, gelas kaca kesil, kertas label, dan alat tulis.

2.2.2       Bahan
            Untuk praktikum minggu ke-I, bahan yang digunakan antara lain benih sebar tanaman jagung Madura dan ASHTI, kopi varietas Exela dan Robusta, kacang tanah. Untuk praktikum minggu ke-II bahan yang digunakan antara lain benih tomat, benih mentimun varietas Peni, benih padi varietas Ciherang, dan benih cabai besar.

2.3     Prosedur Pelaksanaan
2.3.1   Pengambilan Contoh Benih
            Prosedur pelaksanaan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.        Memasukkan benih contoh kirim ke dalam Homogenizer
2.        Menghomogenkan benih contoh kirim dengan menggunakan Homogenizer untuk benih berukuran besar.
3.        Mengeluarkan benih contoh kirim dari homogenizer kemudian mengambil contoh kerja sesuai dengan standart sampling. Untuk tiap-tiap benih ukuran standart sampling berbeda-beda.
4.        Memasukkan contoh kerja ke dalam kantong plastic
5.        Member label sesuai jenis benih dan varietasnya

2.3.2   Uji Kemurnian Fisik Benih
            Prosedur pelaksanaan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.        Meletakkan contoh kerja diatas meja kemurnian
2.        Memisahkan komponen benih murni, campuran varietas lain dan kotoran benih dengan bantuan pinset/batang besi/spatula.
3.        Menimbang masing-masing komponen
4.        Memcatat masing-masing berat komponen.
5.        Menentukan persentase kehilangan berat benih
6.        Membuat laporan tertulis utnuk diserahkan kepada teknisi

2.4    Penghitungan
1.      Mencatat semua hasil perhitungan
2.      Menghitung dengan rumus:
a.     % Benih Murni                        =          BM          x 100%
                                                          BM+BTL+KB
b.    % Benih Tanaman Lain           =          BTL         x 100%
                                                          BM+BTL+KB
c.     % Kotoran Benih                    =          KB          x 100%
                                                          BM+BTL+KB






BAB 3. HASIL PENGAMATAN
No
Nama Benih
BA
KB
BTL
BM
%BM
%BTL
%KB
Jumlah %
1
Timun Peni
20,651 gr
0,0666 gr
1,341 gr
19,1863 gr
93,165 %
6,512%
0,32%
0,008%
2
Benih Tomat
7,1030 gr
0,0985gr
0
6,9345 gr
98,59946 %
0
1,40054%
0 %
3
Benih Cabai

0,158 gr
0,37 gr
59,496 gr
98,77 %
0,62 %
0,26 %
0,35%
4
Padi Ciherang

4,2026 gr
2,0843 gr
393,2 gr
98,43 %
0,5217 %
1,052 %

5
Jagung Madura

28 gr
52 gr
1724 gr
95,56 %
2,8 %
1,55 %
0,08 %
6
Kacang Tanah

7 gr
0,117 gr
991 gr
99,2869 %
0,0117 %
0,7013 %
0,01 %
7
Jagung Ashti

187 gr
298 gr
1472,5 gr
75,2 %
15,2 %
9,56 %
0,04 %
8















BAB 4. PEMBAHASAN
Praktikum diawali dengan mengambil contoh kerja yang diambil dari contoh kirim. Langkah pertama 2 kantong contoh kirim dicampur dalam homogenizer, kemudian diambil contoh kerja sebanyak yang telah ditentukan.
Setelah pengambilan contoh selesai dilakukan pengujian benih.  Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini. Beberapa penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih. Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih. Petunjuk ini menjelaskan bagaimana mempersiapkan contoh yang mewakili lot benih untuk keperluan pengujian, dan bagaimana melakukan pengujian benih, salah satunya yaitu analisis kemurnian.
Pengujian kemurnian benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih. Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut :

1.        Benih murni
Benih murni adalah segala macam biji-bijian yang merupaka jenis/spesies yang sedang diuji. Termasuk dalam kategori:
a.       Benih masak dan utuh
b.      Benih yang berukuran kecil, mengkerut dan tidak masak
c.       Benih yang telah berkecambah sebelum diuji
d.      Pecahan/potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih itu termasuk ke dalam spesies yang dimaksud
e.       Biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.

2.    Benih Tanaman Lain
            Yang termasuk benih tanaman lain adalah benih jenis lain yang ikut tercampur dalam contoh & tidak dimaksudkan untuk diuji. Dalam hal ini beenih tanaman/varietas lain adalah benih dari semua dan/atau varietas tanaman pertanian yang tidak termasuk atau jenis varietas yang namanya tercantum pada label kemasan.

3.    Kotoran Benih
            Kotoran benih adalah benih dan bagian dari benih serta bahan/material lain yang ukan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Dalam hal ini termasuk benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan benih sejati, biji hampa tanpa lembaga, pecahan benih ≤ ½ ukuran normal, cangkang benih, kulit benih, sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai dan lain-lain.

Dalam pengambilan contoh kerja untuk kemurnian benih ada dua metode yang dapat dilakukan, yaitu:
a) Secara duplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan dua kali.
b) Secara simplo, adalah pengambilan contoh kerja yang dilakukan satu kali.
           
Namun metode yang dipakai pada praktikum ini adalah metode secara Simplo. Skema pengujian analisis kemurnian benih pada praktikum ini yaitu:





 






















Dari skema diatas dapat diketuhi bahwa pengambilan contoh benih dapat dilakukan secara simplo yaitu dengan melakukan pengambilan contoh kerja hanya satu kali. Setelah dilakukan pengabilan contoh kerja maka dilakukan penimbangan untuk mengetahui berat awal benih sebelum dilakukan pengujian kemurnian. Tahap selanjutnya adalah analisis kemurnian, setiap benih diidentifikasi satu persatu secara visual bedasarkan penampakan morfologi. Semua benih tanaman lain dan kotoran benih dipisahkan. Setelah dilakukan analisis kemudian dilakukan penimbangan pada setiap komponen tersebut. Hasil dari penimbangan dilakukan perhitungan faktor kehilangan.
Faktor kehilangan =https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEisMQVPSe07sfmsCdriHpaHcOpgNO6MnJeuliq99SmxGdgBvPQSoRC1BbajT7rUS1naTKOk37w-wutawzX8QDFjROWerj-QfD0EmWpnvOqE1wE7coGzecM_aHcfKh3Z4yf3EGoEOGY6APU/s200/image003.gif
Keterangan :
ck = contoh kerja
k1 = benih murni
k2 = benih tanaman lain
k3 = kotoran benih
Faktor kehilangan yang diperbolehkan ≤ 0,5%, jika terdapat kehilangan berat > 0,5% dari berat contoh kerja awal, maka analisis diulang dengan menggunakan contoh kerja baru, oleh karena itu sangat dibutuhkan ketelitian dalam proses pengujian kemurnian ini. Jika faktor kehilangan ≤ 0,5% maka analisis kemurnian tersebut diteruskan dengan menghitung presentase ketiga komponen tersebut..

% Benih Murni                        =          BM            x 100%
                                              BM+BTL+KB
% Benih Tanaman Lain           =          BTL           x 100%
                                              BM+BTL+KB
% Kotoran Benih                    =          KB          x 100%
                                              BM+BTL+KB

Dari hasil perhitungan tersebut kemudian dilakukan penulisan hasil analisis. Adapun ketentuan dalam penulisan hasil analisis kemurnian, yaitu:
a)    Hasil analisis ditulis dalam presentase dengan 1 desimal, jumlah presentase berat dari semua komponen harus 100%.
b)    Komponen yang beratnya 0,05% ditulis 0,0% dan diberi keterangan trace. Bagi komponen yang hasilnya nihil, hendaknya ditulis presentase beratnya dengan 0,00%, sehingga tidak terdapat kolom yang kosong.
c)    Bila komponen tidak 100%, maka tambahkan atau kurangi pada komponen yang nialinya terbesar. 
d)    Nama ilmiah dari benih murni, benih tanaman lain, kotoran benih harus dicantumkan.





























BAB 5. PENUTUP
5.1    Kesimpulan
       Kesimpulan yang dapat diambil dalam praktikum ini antara lain :
1.      Pengambilan contoh benih melalui beberapa tahapan. Diantaranya pengambilan contoh primer, kemudian pengambilan contoh komposit, lalu pengambilan contoh kirim dan yang terakhir pengambilan contoh kerja. Contoh kerja didapatkan dengan jalan pengurangan yang bertahap dari contoh kirim dengan berat yang telah ditetapkan. Contoh kerja inilah yang dibuat pengujian kemurnian fisik benih.
2.      Contoh benih yang akan diambil untuk pengujian harus benih yang telah ditentukan kriterianya.
3.      Pada dasarnya pengujian kemurnian fisik benih antara benih hortikultura dan pangan sama. Setelah mendapatkan contoh kerja, benih diseleksi untuk menentukan prosentase benih murni, campuran varietas lain, dan kotoran benih. Setelah  itu prosentase kehilangan berat benih pada waktu prngujian dihitung untuk mengetahui besar tidaknya benih mungkin terbuang pada tahap penyeleksian. Apabila persentase kehilangan > 0,5% maka pengujian diulang kembali dengan mengambil contoh kerja baru.

5.2    Saran
  1. Kriteria benih murni, benih tanaman/varietas lain dan kotoran benih harus ditentukan dengan jelas. Apabila kriteria tidak ditentukan dengan jelas maka akan terjadi kesalahan pada proses seleksi dan akan mempengaruhi hasil dari uji kemurnian fisik benih
  2. Proses seleksi pada benih berukura kecil sangat sulit. Apabila contoh kirim yang ditetapkan terlalu banyak akan menyita banyak waktu pada proses seleksi.



DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Mata Kuliah Uji Mutu Benih. 2012. BKPM Uji Mutu Benih                               Politeknik Negeri Jember: Jember

Tidak ada komentar:

Posting Komentar